Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi’ah melewati Sahl bin Hunaif ketika ia sedang mandi,lalu Amir berkata:
Aku tidak melihat seperti hari ini kulit yang lebih mirip (keindahannya) dengan kulit wanita yang dipingit
maka tidak berapa lama kemudian Sahl terjatuh,lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,seraya dikatakan:“Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit.” Beliau bersabda:“Siapa yang kalian curigai telah menyebabkan ini..?
Mereka berkata: “Amir bin Rabi’ah.” Beliau bersabda: “Kenapakah seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kalian melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan,hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya
Kemudian beliau meminta air,lalu menyuruh Amir untuk berwudhu,Amir mencuci wajahnya,kedua tangannya sampai ke siku,dua lututnya dan bagian dalam sarungnya
Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl Berkata Sufyan,berkata Ma’mar dari Az-Zuhri: Beliau memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya
[HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif,Shahih Ibni Majah: 2828]
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Ibnu al-Qoyyim menjelaskan: "Diantaranya adalah,si pelempar 'ain diminta untuk membasuh semua bagian lipatan tubuhnya dan ujung-ujung jarinya dan bagian dalam sarungnya
Maksud bagian dalam sarung ada dua pendapat, yaitu: pertama, farjinya
Kedua, sisi sarung bagian dalam yang menyentuh tubuhnya yang sebelah kanan
Setelah dibasuh,air bekas basuhan ditampung,lalu disiramkan ke kepala orang yang terkena 'ain dari belakang secara mendadak
Tidak bermanfaat bagi orang yang mengingkarinya,atau yang mencemoohnya,atau ragu-ragu,atau melakukannya hanya untuk coba-coba tanpa meyakini bahwa hal itu berguna bagi dirinya
Ibnu al-Qoyyim juga menjelaskan: "Rasulullah memerintahkan pelempar 'ain membasuh semua lipatan-lipatan tubuhnya,dan tempat-tempat kotornya,kemudian air bekas basuhan itu disiramkan ke orang yang terkena 'ain
Karena air itu akan menghilangkan pengaruh si pelempar 'ain dari orang yang terkena ain
Al-aain adalah orang yang menimpakan 'ain pada orang lain. Maghoobin menurut ahli bahasa adalah bagian dalam paha dekat saluran kencing (selangkangan)
AR-RUH : HAL.214
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Imam al-Baihaqi menjelaskan, "Ibnu Syihab Az- Zuhri berkata, al-ghuslu yang kami pahami dari penjelasan ulama kami:
Orang yang melemparkan ain diberi sebuah bejana berisi air Dia masukkan telapak tangannya ke wadah itu,lalu berkumur-kumur dan airnya dikeluarkan di wadah itu juga
Dia basuh mukanya Berikutnya dia masukkan tangan kirinya ke wadah itu dan telapak tangan kanan menyiramkan air ke tangan kirinya
Kemudian dia masukkan tangan kanannya,lalu telapak tangan kirinya menuangkan air ke tangan kanannya
Semuanya satu siraman saja Tangan kirinya kembali dimasukkan ke bejana air itu,lalu tangan kanannya menyiram siku tangan kanannya itu Dan sebaliknya Tangan kirinya dimasukkan lagi ke air,lalu menyiram kaki kanannya Tangan kanan dimasukkan ke air,lalu menyiram kaki kirinya
Kemudian tangan kirinya masuk dan menyiramkan air ke lutut kanannya,lalu tangan kanannya masuk dan menyiramkan air ke lutut kirinya
Itu semua dilakukan pada satu wadah (bejana) Setelah itu,dia masukkan bagian dalam sarungnya ke wadah itu Wadah air itu tidak ditaruh di tanah Kemudian sisa air di wadah itu disiramkan ke orang yang terkena 'ain dari arah belakang dengan satu kali siraman[ Imam Al-Baihaqi Dalam Kitab Sunannya.9/352 ]
Kesimpulannya :
Tatacara Mandi Dan Bagian-Bagian Yang Di Basuh Untuk Penyakit AIN
1. Membasuh Wajah Pelempar Ain
2. Membasuh Kedua tangannya Hingga Siku-Siku
3. Membasuh Kedua Lututnya
4. Membasuh Bagian Dalam Sarung/Pakaiannya
5. Menyiramkan Air Dengan Tiba-Tiba Ke orang yg Terkena Ain Dari Belakang Tubuhnya dan dia juga Mandi Dengan Air Itu
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📚 Sumber :
🔹️ Manhal Al-Mu'in Fi Itsbat Haqiqot Al-Hasad Wa Al-Ain
✍ Syaikh Abu Barra Usamah Bin Yasin Al-Ma'Ani